Salah
satu ciri mahluk hidup adalah melakukan gerak. Gerakan yang ditimbulkan
dimaksudkan untuk memindahkan tubuh organisme ketempat yang lain.
Pergerakan tersebut dilakukan dengan menggunakan kaki (bagi hewan yang
memiliki kaki), sirip untuk ikan dan beberapa
jenis mamalia perenang, melata bagi bangsa ular, kaki semu bagi amoeba,
tentakel , sillia atau menggunakan alat gerak lain. Bagi hewan tingkat
tinggi, alat gerak tersebut digerakan oleh suatu system yang sangat
kompleks, yaitu dengan adanya system muscular atau system otot. Dengan adanya
otot maka hewan tingkat tinggi dapat melakukan gerak apa saja. Walaupun
begitu, otot tidak akan bergerak kalau tidak ada koordinasi dengan
suatu system yang disebut system saraf. Sistem saraf mengkoordinasi
gerakan yang dilakukan oleh otot agar menjadi suatu gerakan yang
terkoordinasi. Oleh karena itu gerak yang ditimbulkan dapat dilihat
sedemikian rupa sehingga terlihat adanya suatu aktivitas
Otot adalah kumpulan sel otot
yang membentuk jaringan yang berfungsi menyelenggarakan gerakan organ
tubuh. Otot merupakan alat gerak aktif, sedangkan
rangka tubuh merupakan alat gerak pasif. Otot tidak hanya menggerakkan
rangka tubuh. Misalnya, otot polos penyusun usus menggerakkan makanan, dan otot
jantung memompa darah. Otot penggerak rangka tubuh dikenal sehari-hari
dengan daging. Sel-sel otot mempunyai kemampuan berkontraksi. Kontraksi
adalah melakukan pengerutan sehingga bentuk sel otot memendek. Setelah
berkontraksi otot melakukan relaksasi. Relaksasi adalah melakukan
pengenduran sehingga bentuk otot memanjang.
Jaringan otot tersusun atas sel-sel otot. Berdasarkan bentuk dan cara kerjanya, sel otot dibedakan dibedakan menjadi 3 macam, yaitu:
1. Otot Lurik (Otot Rangka)
Otot ini melekat pada rangka, sehingga disebut otot rangka. Bila dilihat dengan mikroskop, maka tampak adanya garis melintang yang terang diselinggi gelap sehingga disebut otot seran lintang. Daerah gelap dan terang tersebut ditimbulkan oleh adanya susunan molekul-moleekul protein aktin dan meiosin
yang khas. Otot lurik tersusun atas serabut-serabut otot atau myofibril
yang berinti banyak. Miofibril ini berkumpul membentuk kumpulan serabut
dilindungi oleh selaput yang disebut fasis propria, sedangkan otot atau daging dilindungi oleh fasia superfasialis. Ujung otot lurik umumnya mengecil dank eras disebut tendon, sedangkan bagian tengahnya yang mengembang disebut empal atau ventrikel. Bagian empal inilah yang dappat mengerut dan mengendor. Setiap otot memiliki dua atau lebih tendon. Tendon yang melekat pada tulang yang bergerak disebut insersi, sedangkan
tendon yang melekat pada tulang yang tidak bergerak disebut origo. Otot
lurik bekerja dibawah kesadaran artinya menurut perintah dari otak
karena itu otot lurik disebut juga otot sadar..
2. Otot polos
Pada umumnya otot polos berbentuk seperti kumpparan. Panjangnya beberapa micron dan di
bawah mikroskop tidak tampak susunan serabut maupun garis-garis
melintang. Setiap sel otot polos memiliki satu inti sehingga disebut
otot polos. Otot polos bekerja di luar kesadaran artinya tidak di bawah
perintah otak karena itu otot polos disebut otot tak sadar. Kontraksinya
tidak cepat dan tidak menimbulkan kelelahan. Contoh otot pada alat pencernaan dan alat pernapasan.
3. Otot jantung
Otot
jantung hanya terdapat di jantung. Struukturnya sama dengan otot lurik,
yaitu bergores melintang, namun terdapat percabangan sel. Otot jantung
bekerja tidak dibawah kesadaran. Jadi otott jantung strukturnyya mirip
otot lurik namun bekerjanya seperti otot jantung (Yatim, 1976).
Secara struktural, sistem saraf tepi vertebrata terdiri atas saraf kranial dan saraf spinal yang berpasangan. Saraf kranial (cranial nerve) berasal dari otak yang menginervasi organ kepala dan tubuh bagian atas.Saraf spinal (spinal nerve) berasal dari sumsum tulang belakang dan menginevarsi keseluruhan tubuh. Mamalia mempunyai 12 pasang saraf kranial dan 31 pasang saraf spinal. Sebagian besar saraf kranial dan semua saraf spinal mengandung neuron sensoris maupun neuron motoris; beberapa saraf kranial hanya memiliki neuron sensoris. Karena pengaturan yang kompleks dari neuron sensoris dan neuron motoris pada saraf kranial dan saraf spinal vertebrata, maka akan lebih mudah untuk membagi sistem saraf tepi menjadi hirarki komponen yang berbeda fungsi. Divisi sensoris sistem saraf tepi tersusun atas neuron sensoris atau neuron aferen yang mengirimkan informasi dari reseptor sensoris ke sistem saraf pusat yang memonitor lingkungan eksternal dan lingkungan internal. Divisi motoris tersusun atas neuron eferen yang mengirimkan sinyal dari sistem saraf pusat ke sel efektor
Sistem saraf sadar artinya saraf yang
mengatur gerakan yang dilakukan secara sadar, di bawah kesadaran.
Contoh tangan bergerak karena secara sadar ingin mengambil gelas. System saraf sadar (kraniosspinal) meliputi system saraf kepala (cranial) dan system saraf tulang belakang (spinal). System saraff kepala disusun oleh 12 pasang saraf yyang keluar dari otak. Saraf kepala terutama berhubungan dengan reseptor dan efektorr untuk daerah kepala. Adapun ke 12 saraf tersebut meliputi:
1. Tiga pasang saraf sensori yaitu saraf nomor 1,2 dan 8
2. Lima pasang saraf motor yaitu saraf nomor 3,4.6,11 dan 12
3. Empat pasang saraf gabungan sensori dan motor yaitu saraf nomor 5, 7, 9, dan 10
Sedangkan saraf spinal disusun oleh 31 pasang saraf yang keluar dari sumsum tulang belakang. Saraf tulang punggung melayani reseptor dan efektor lain (selain reseptor dan efektor yang disarafi oleh otak). Berdasarkan asal saraf tersebut dibedakan atas 8 pasang saraf leher, 12 pasang saraf punggung, 5 pasang sarraf pinggang, 5 pasang sarf piinggul, dan satu pasang saraf ekor. Pada manusia dijumpai adanya pleksus (gabungan0 yaitu beberapa urat saraf bersatu membentuk jaringan urat saraf. Ada 3 macam pleksus yaitu:
1. Pleksus servikalis
Merupakan gabungan urat saraf leher yang mempengaruhi bagian leher, bahu dan diafragma.
2. Pleksus bracchialis
Merupakan gabungan urat saraf lengan atas yang mempengaruhi bagian tangan.
3. Pleksus lumbo sakralis
Merupakan gabungan urat saraf punggung dan pinggang yang mempengaruhi bagian pinggul dan kaki
Untuk kebutuhan komunikasi dengan lingkungan sekitar ataupun dengan sesamanya, hewan dan manusia membutuhkan organ dan sistem yang terkait di dalamnya. Pada umumnya, komunikasi pada hewan dilakukan oleh sel saraf yang memiliki inervasi di seluruh jaringan tubuhnya. Sistem saraf dibentuk oleh sel saraf ( neuron) yang membentuk jaringan dan akhirnya membentuk sistem koordinasi tubuh organisme. Sel saraf termasuk sel yang besar dan ukurannya lebih panjang dibandingkan dengan sel-sel lainnya dalam tubuh hewan. Berdasarkan morfologinya, sel saraf dibagi menjadi dendrit, soma atau badan sel dengan intinya, akson hillock, akson dengan Nodus ranvier dan lapisan
myelin, serta neurit. Daerah integrasi pada neuron motorik adalah
daerah terjadinya integrasi dalam bentuk komunikasi antara sel saraf yang satu dengan yang lainnya ( presinaptik dan postsinaptik ). Pada bagian ini terdapat sinaps, terminal dari presinaptik dan merupakan awal dari postsinaptik. Bagian soma (badan sel)
adalah tempat arus impuls pada bagian postsinaptik dilanjutkan. Spike
initiation adalah bagian dari soma dengan neurit yang mengalami induksi
impuls selanjutnya ke bagian bawah akson. Adanya
nodus ranvier akan mempercepat arus impuls. Nodus Ranvier ini akan
membantu mengeksitasi hantaran impuls sepanjang akson tersebut. Tanpa adanya Nodus Ranvier maka impuls akan berjalan lama dan memungkinkan mengalami degradasi dan tidak akn mampu melakukan eksitasi untuk melanjutkan konduksi impuls.
Sepanjang akson terdapat selubung myelin yang berfungsi sebagai isolator dan memberi
nutrisi kebutuhan akson. Jika hantaran impuls telah mencapai bagian
neurit / akson, maka akan terjadi potensial aksi pada daerah akson.
Potensial aksi mengakibatkan tereksitasinya daerah akson dan siap untuk melepaskan vesikel-vesikel yang di dalamnya mengandung substansi –substansi tertentu, umumnya berupa neurotransmitter dan hormon
untuk sel neuroendokrin. Proses pelepasan itu adalah proses
eksositosis. Vesikel- vesikel akan berfusi dengan membran neurit dan melepaskan senyawa yang ada di dalamnya
Sistem saraf tepi terdiri dari sistem saraf sadai dan sistem saraf tak sadar (sistem saraf otonom). Sistem saraf sadar mengontrol aktivitas yang kerjanya diatur oleh otak, sedangkan saraf otonom mengontrol aktivitas yang tidak dapat diatur otak antara lain denyut jantung, gerak saluran pencernaan, dan sekresi keringat.
1. Sistem Saraf Sadar
Sistem saraf sadar disusun oleh saraf otak (saraf kranial), yaitu saraf-saraf yang keluar dari otak, dan saraf sumsum tulang belakang, yaitu saraf-saraf yang keluar dari sumsum tulang belakang.
2. Sistem saraf tak sadar
Sistem saraf otonom disusun oleh serabut saraf yang berasal dari otak maupun dari sumsum tulang belakang dan menuju organ yang bersangkutan. Dalam sistem ini terdapat beberapa jalur dan masing-masing jalur membentuk sinapsis yang kompleks dan juga membentuk ganglion. Urat saraf yang terdapat pada pangkal ganglion disebut urat saraf pra ganglion dan yang berada pada ujung ganglion disebut urat saraf post ganglion.
Sistem saraf otonom dapat dibagi atas sistem saraf simpatik dan sistem saraf parasimpatik. Perbedaan struktur antara saraf simpatik dan parasimpatik terletak pada posisi ganglion. Saraf simpatik
mempunyai ganglion yang terletak di sepanjang tulang belakang menempel
pada sumsum tulang belakang sehingga mempunyai urat pra ganglion pendek,
sedangkan saraf parasimpatik mempunyai urat pra ganglion yang panjang karena ganglion menempel pada organ yang dibantu.