Kanker hati adalah pembunuh nomor tiga paling wahid di antara penyakit yang digolongkan kanker. Pada stadium lanjut, kanker pada hati dinamakan hepatocellular carcinoma (HCC).
Hepatitis dari tipe B dan C jadi pemicu timbulnya kanker hati. Virus hepatitis ini berpeluang menimbulkan sirosis. Tercatat 90% pengidap sirosis berpeluang besar mengidap kanker hati.
Data Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menunjukkan,
sedikitnya 180 juta orang di dunia terinfeksi virus hepatitis C. Tidak
kurang dari 400 juta orang lainnya hidup dengan hepatitis B.
Kekhawatiran akan penyakit ini cukup beralasan. Pasalnya, tidak
diketahui adanya gejala awal dari pasien yang didiagnosis terkena kanker hati hingga akhirnya sudah mencapai stadium lanjut.
Sesuai data, 70% dari pasien penderita sirosis di Asia (di luar Jepang) atau di Afrikaa berasal dari infeksi hepatitis B. Di Indonesia,
tidak kurang dari 25% di antara pengidap hepatitis yang tidak tahu akan
keberadaan penyakitnya berpotensi menderita sirosis setelah rentang
waktu 15-20 tahun virus bersarang di tubuh mereka.
Data WHO menunjukkan, kanker hati adalah jenis kanker tersering nomor enam di dunia dan penyebab kematian urutan ketiga terbesar. Pasien kanker hati biasanya pada umumnya tidak memiliki angka harapan hidup lebih dari dua tahun setelah didiagnosis mengidap penyakit ini.
Pada 2005, kanker telah membunuh lebih dari 206 ribu jiwa orang Indonesia, di mana 12 ,5% di antaranya pengidap kanker hati.
Selama ini, pengidap penyakit kanker hati hanya ditangani dengan metode konvensional, yakni kemoterapi yang dilakukan pada organ yang terkena.
Terapi radiasi sinar X dalam kemoterapi selama ini masih dianggap solusi terbaik bagi pasien pengidap kanker. Kemoterapi dan pemberian suntikan ethanol pada sel tumor dinilai sebagai dua langkah terbaik membunuh sel kanker.
Sayangnya, metode pengobatan ini ternyata tidak hanya membunuh sel
tumor, tapi juga ikut mengorbankan sel-sel hati yang sehat. Hal ini
tentu teramat riskan bagi sistem ketahanan tubuh pasien.
Ada beragam pengobatan kanker hati sesuai stadium kanker saat terdeteksi dan terdiagnosis. Tindakan operasi dianggap sebagai satu-satunya jalan keluar menyembuhkan penyakit kanker atau dengan transplantasi hati.
Meski begitu, hanya 15% di antaranya yang dinyatakan sembuh total. Ironisnya, layanan medik berupa transplantasi hati belum ada di Indonesia.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar