Mioma pada rahim merupakan suatu tumor jinak, yang artinya benjolan tersebut mampu membesar namun tidak merusak jaringan disekitarnya seperti yang mampu dilakukan tumor ganas. Mioma pada rahim dapat menimbulkan gejala nyeri di perut bagian bawah, namun dapat pula tidak. Sayangnya, belum ada satu obatpun yang terbukti efektif untuk menghilangkan mioma.
Obat yang diharapkan dapat mengecilkan mioma masih dalam penelitian, dan efektifitasnya belum terbukti secara jelas.
Selain itu, angka kekambuhannya pun masih tinggi, terlebih lagi untuk mioma yang cukup besar (mengingat ukuran rahim umumnya, seperti buah peir/alpukat terbalik, hanya 7cm x 9cm x 5xm, jadi diameter 6 cm itu cukup besar).
Selain itu, angka kekambuhannya pun masih tinggi, terlebih lagi untuk mioma yang cukup besar (mengingat ukuran rahim umumnya, seperti buah peir/alpukat terbalik, hanya 7cm x 9cm x 5xm, jadi diameter 6 cm itu cukup besar).
Bila tidak menimbulkan gejala yang mengganggu, mioma boleh tidak dilakukan tindakan apapun.
Apalagi bila pertumbuhannya relatif lambat dan usia pasien yang
mendekati menopause (mioma dapat mengecil sendiri pasca menopause).
Namun bila menimbulkan gejala yang mengganggu, dokter akan menyarankan akan mioma tersebut diangkat. Hal ini dilakukan untuk mencegah terjadinya perburukan keadaan. Untuk mengambil keputusan untuk melakukan operasi atau tidak, perlu didiskusikan dengan baik dengan dokter yang akan melakukan operasi. Dengan pertimbangan usia dan besarnya mioma, dokter mungkin akan menyarankan pengangkatan seluruh rahim karena lebih aman dan memiliki angka keberhasilan yang lebih tinggi dibandingkan bila hanya mengangkat mioma saja.
Untuk fase-fase yang dialami, tidak ada yang spesifik. Secara perlahan namun pasti, mioma tersebut akan membesar. Pada sebagian kecil kasus, dapat terjadi perubahan sifat sehingga mengganggu dan dapat menimbulkan reaksi radang dalang rongga perut. Bila ukurannya sangat besar, mioma dapat menekan organ-organ disekitarnya seperti saluran kemih bagian dalam dan kandung kemih, yang kemudian menimbulkan gejala sering berkemih dan pada akhirnya akan menimbulkan bendungan pada ginjal (hidronefrosis). Setelah menopause, mioma akan mengecil dengan sendirinya.
Mengenai konsumsi makanan, belum ada penelitian yang menghubungkan
antara pembesaran mioma dengan konsumsi makanan tertentu. Yang sudah
terbukti melalui penelitian adalah bahwa pertumbuhan mioma dipengaruhi
kadar hormon dalam tubuh.
Sedangkan mengenai buah merah papua, belum memiliki dasar ilmiah yang
kuat sehingga dokter belum bisa memberikan rekomendasi apapun.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar