Menurut kitab-kitab Upanisad, moksa adalah keadaan atma yang bebas dari segala bentuk ikatan dan bebas dari samsara. Yang dimaksud dengan atma adalah roh, jiwa. Sedangkan hal-hal yang termasuk ikatan adalah :
1) pengaruh panca indria,
2) pikiran yang sempit,
3) ke-akuan,
4) ketidak sadaran pada hakekat Brahman-Atman,
5) cinta kasih selain kepada Hyang Widhi,
6) rasa benci,
7) keinginan,
8) kegembiraan,
9) kesedihan,
10) kekhawatiran/ketakutan, dan
11) khayalan.
Moksa dapat dicapai oleh seseorang baik selama ia masih hidup (disebut : Jivam Mukta), maupun setelah meninggal dunia (disebut : Videha Mukta). Jika selama masih hidup seseorang itu mencapai moksa maka ia telah mencapai tingkat moral yang tertinggi, kehidupannya sempurna (krtakrtya), penuh dengan kesenangan (atmarati) karena terbebas dari 11 jenis ikatan yang disebutkan diatas, memandang dirinya ada pada semua mahluk (eka-atma-darsana), memandang dirinya ada pada alam semesta (sarva-atma-bhava-darsana). Kesenangan juga tercapai karena pengetahuan dan kesadaran bahwa brahman-lah atman yang ada didirinya (brahmanbhavana). Jika moksa dicapai setelah meninggal dunia maka terjadilah proses menyatunya atman dengan brahman sehingga atman tidak lahir kembali sebagai mahluk apapun atau bebas dari samsara, disebut juga sebagai kedamaian abadi (sasvatisanti).
Moksa adalah tujuan hidup manusia yang tertinggi yang dapat dicapai oleh setiap manusia bila ia :
1) Mampu membebaskan atman dari ikatan.
2) Mempunyai pengetahuan utama (paravidya) tentang brahman.
3) Melaksanakan disiplin kehidupan yang suci.
Oleh karena itu moksa juga dikatakan sebagai pahala yang tertinggi dari Hyang Widhi atas karma manusia utama, suatu anugerah yang maha mulia.
Ada kutipan Svetasvatara Upanisad I.6 yang sangat indah :
Sarvajive sarvasamsthe brhante asmis, hamso bhramyate brahmacakre, prthag atmanam pretitaram ca justas, tatas tenamrtatwam eti.
Artinya :
Dalam roda Brahman yang maha besar dan maha luas, didalamnya segala sesuatu hidup dan beristirahat, sang Angsa mengepak-epakkan sayapnya dalam melakukan perjalanan sucinya. Sejauh dia berpikir bahwa dirinya berbeda dengan Sang Maha Penggerak maka ia dalam keadaan tidak abadi. Apabila dia diberkahi oleh Hyang Widhi maka ia mencapai kebahagiaan sejati dan abadi.
Makna dari sloka upanisad di atas adalah :
Sekalipun anda telah melaksanakan disiplin kehidupan suci dan membebaskan atman dari ikatan-ikatan, namun bila anda tidak menyadarkan atman bahwa Brahmanlah atman, maka anda belum mencapai moksa
KESIMPULAN : Moksa adalah kebahagiaan sejati. Kebahagiaan sejati adalah sorga yang sebenarnya. Moksa dapat dicapai dengan upaya yang tekun melaksanakan
Sarvajive sarvasamsthe brhante asmis, hamso bhramyate brahmacakre, prthag atmanam pretitaram ca justas, tatas tenamrtatwam eti.
Artinya :
Dalam roda Brahman yang maha besar dan maha luas, didalamnya segala sesuatu hidup dan beristirahat, sang Angsa mengepak-epakkan sayapnya dalam melakukan perjalanan sucinya. Sejauh dia berpikir bahwa dirinya berbeda dengan Sang Maha Penggerak maka ia dalam keadaan tidak abadi. Apabila dia diberkahi oleh Hyang Widhi maka ia mencapai kebahagiaan sejati dan abadi.
Makna dari sloka upanisad di atas adalah :
Sekalipun anda telah melaksanakan disiplin kehidupan suci dan membebaskan atman dari ikatan-ikatan, namun bila anda tidak menyadarkan atman bahwa Brahmanlah atman, maka anda belum mencapai moksa
KESIMPULAN : Moksa adalah kebahagiaan sejati. Kebahagiaan sejati adalah sorga yang sebenarnya. Moksa dapat dicapai dengan upaya yang tekun melaksanakan
Tidak ada komentar:
Posting Komentar